Samarinda - Operator seluler Indonesia bersama dengan operator negara tetangga, Malaysia, tengah merumuskan pola pentarifan baru ketika masuk dalam wilayah roaming di perbatasan.
Perumusan tarif tersebut dinilai penting untuk menanggapi keluhan pengguna seluler, khususnya di wilayah perbatasan kedua negara seperti Entikong (Kalbar) dan Nunukan (Kaltim) yang berbatasan dengan Malaysia.
Dalam perumusan tarif tersebut terdapat 2 opsi. Pertama, sinyal operator GSM Indonesia atau Malaysia sebagai mitra roaming yang masuk ke wilayah perbatasan tidak akan dikenakan biaya tambahan. Opsi kedua, dilakukan penurunan tarif ketika masuk ke dalam wilayah roaming di perbatasan.
"Jadi ada tarif tertentu, ketika berada di perbatasan atau pelanggan kita menyeberang ke sana (Malaysia). Tidak seperti tarif roaming yang berlaku sekarang," kata GM Sales & Customer Service Telkomsel Regional Kalimantan,Herry Setiawan, ketika berbincang
dengan detikINET di Hotel Mesra Internasional Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (25/07/2010).
Menurut Herry, pembicaraan perumusan yang digelar Juni 2010 lalu tersebut sebagai tindak lanjut dari keluhan pelanggan antar kedua negara yang mengeluhkan mahalnya tarif roaming, khususnya bagi mereka yang tinggal di kawasan perbatasan.
"Tapi selain itu, dari sisi jaringan, kita juga telah memperkuat jaringan di perbatasan. Supaya sinyal kita tidak kalah. Kita sudah terapkan antisipasi itu," tukas Herry.
Fakta sinyal GSM Indonesia kalah dengan kekuatan sinyal milik negara tetangga Malaysia, telah dibuktikan detikINET kala berkunjung ke wilayah utara Kaltim yang berbatasan dengan Tawau, Malaysia. Tepatnya di kawasan perbatasan antara Desa Simanggaris, Sungai Ular, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Saat itu, pelanggan seluler dalam negeri malah masuk ke dalam roaming operator seluler GSM Malaysia, Maxis. Pada layar ponsel pun tertulis, "Welcome to Malaysia! Maxis Wishes you a pleasant stay. The current FOREX rate dated 06-03-2010 is 2718.28IDR = 1MYR". Padahal saat tulisan itu muncul, pelanggan masih berada di wilayah Kaltim.
"Kita sudah follow up dengan memperkuat sinyal kita," imbuh Herry.
Menurut Herry, sinyal Telkomsel akan beradu kekuatan dengan sinyal GSM Malaysia, di perbatasan Malaysia. "Cuma ya itu. Ketika kita ada gangguan, sinyal mereka lebih kuat. Begitu juga sebaliknya," imbuh Herry.
Herry juga menjelaskan, pihaknya menyadari sinyal seluler di perbatasan menjadi cermin wajah dalam negeri menghadapi kekuatan negara tetangga di bidang industri seluler.
"Perbatasan itu muka kita. Jadi kita harus kuat dan jangan dianggap sepele," tegas Herry.
Lebih jauh Herry mengatakan, nantinya Telkomsel akan menggiatkan layanan Broadcast untuk pelanggan yang tinggal di perbatasan.
"Semisal di wilayah Kaltim. Pelanggan selular Malaysia ketika masuk Kaltim akan tahu siapa Presiden kita dan siapa Gubernur Kaltim?" pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar